Adik tiri termuda, yang terhuyung-huyung karena putus cinta, merindukan kenyamanan. Kakak tiri, yang pernah menjadi pria yang peduli, menawarkan bahunya untuk menangis. Saat dia melepas lelah, dia merasakan kerentanannya dan memanfaatkan kesempatan, yang mengarah ke pertemuan yang tabu, namun penuh gairah.